Laman

Cerita Dari Negeri Alas Si Layar dan Beru Dinam



Tersebutlah sebuah kerajaan di Tanah Alas, Kerajaan Ngkran. Baginda Raja dan istrinya sedang bersuka cita dengan hadirkan seorang putra belahan jiwa mereka ke dunia yang diberi nama Si Layar.Semua rakyat juga sangat bahagia kecuali paman angkat Si Layar yaitu Pengulu Muda.
Pengulu Muda lama berfikir dan akhirnya menemukan cara tepat melenyapkan Si Layar dari kerajaan.Dia menjumpai ahli nujum istana dan membayar ahli nujum untuk berbohong kepada raja perihal anaknya yang baru lahir ke dunia.
Dengan sangat hati-hati ahli nujum menghadap raja.
“Ampun beribu ampun tuanku Raja, ada yang hendak hamba sampaikan berkenaan dengan putra baginda.”
“Apa itu wahai ahli nujumku?
“Hamba mendapat firasat bahwa putra baginda akan mendatangkan bencana bagi rakyat dan Baginda Raja sendiri.Akan datang musim kemarau panjang dan kedudukan Baginda akan digeser musuh.”
Raja sangat sedih mendengar berita ini tapi demi rakyat dan kedudukannya terpaksa putranya dikorbankan.
Raja menyuruh orang membunuh anaknya, tapi istrinya berkata biar dia yang melakukan. Si Layar dimasukkan ke dalam lumbung padi dan setiap waktu makan tiba ibundanya mengantarkan makanan.
Tibalah musim kemarau yang berkepanjangan, lumbung padi istana kosong dan ketahuanlah Si Layar berada di tempat itu saat lumbung itu dibersihkan.Raja sangat marah.Si Layar yang kurus dan berkulit pucat diseretnya dan dikurung di kandang kerbau.Ibundanya tidak kuasa mencegahnya.
Setiap hari Si Layar mengembala kerbau-kerbau istana atas perintah Baginda Raja tanpa diberi jatah makan. Ibundanya diam-diam membungkuskan bekal untuk Si Layar kemudian dititip ke pesuruh istana namun sayang ditukar Pengulu Muda dengan dua bungkus abu pencuci piring.
Si Layar yang sudah hampir sebulan tidak makan, hanya makan pucuk-pucuk daun muda dan minum air sungai sangat senang menerima bekal dari ibundanya. Betapa terkejutnya dia saat membuka bungkusan abu beterbangan ke mukanya. Melihat kejadian itu menangislah semua kerbau-kerbau yang digembalanya, kerbau-kerbau itu tersungkur dan mati tanpa tersisa seekorpun. Si Layar yang menggigil karna lapar dan ketakutan karna semua kerbau telah mati akhirnya menghadap Ayahndanya, Baginda Raja.
Raja begitu murka dan mengusir Si Layar.


Si Layar akhirnya tinggal dirumah bibinya di Natam. Bibinya mempunyai seorang anak gadis bernama Beru Dinam yang cantik rupawan. Semua pekerjaan Bibi dan Bangbru (suami bibi) dikerjakan oleh Si Layar dan Beru Dinam dengan saling bekerja sama. Paman angkat Si Layar mengetahui keberadaan Si Layar. Paman angkat yang tak lain Pengulu Muda lalu berangkat ke Natam.Ia menjumpai Si Layar dan mengajaknya pergi ke Blang Kejeren (sekarang Kabupaten Gayo Lues) untuk membeli kerbau, mengganti kerbau-kerbau yang mati.
Beru Dinam mempunyai firasat buruk atas ajakan Pengulu Muda, dia meminta Si Layar memikir ulang keberangkatannya. Tapi Si Layar hanya tersenyum dan berkata bahwa dia akan kembali dan membuktikan baktinya kepada ayahndanya dengan melaksanakan perintah Raja membeli kerbau-kerbau istana ke Blang Kejeren. Walau perjalanan ke sana dipenuhi dengan rintangan dan binatang buas yang siap menerkam kapan saja.

Dengan mengendarai dua ekor kuda mereka berangkat menuju Blang Kejeren.Hari telah gelap saat mereka berdua sampai di Ketambe.Pengulu Muda mengusulkan mereka menginap di situ dan besok melanjutkan perjalanan. Ketambe yang tidak mempunyai penduduk sama sekali sangat mengerikan dengan semak belukar disekelilingnya. Si Layar menghidupkan api unggun sebagai penghangat udara.
“Cepatlah tidur Layar besok kita harus pagi buta
memulai perjalanan.”
Pengulu Muda membaringkan tubuhnya di atas tanah
Berbantal bulang.
“Iya paman, saya akan tidur sekarang.”
Si Layar menutup matanya.
Selang dua jam Pengulu Muda bangun perlahan diambilnya balok besar dipukulnya kepala Si Layar yang sedang tidur. Si Layar berteriak tapi tak ada yang mendengar, dia pingsan dalam keheningan hutan Ketambe.
Pengulu Muda hendak melanjutkan perjalanan tapi ia berfikir kalau Si Layar pulang ke Natam dan melaporkan peristiwa ini kepada Bibi dan Bangbrunya pasti Pengulu Muda akan celaka maka kembali ia ke tempat Si Layar pingsan, diambilnya parang di pinggangnya dipotongnya tubuh Si Layar kemudian dicampakkannya ke sungai.
Seorang Syiah (orang bunian) melihat mayat Si Layar, ia berfikir masih bisa menyelamatkan Si Layar karena detak jantungnya belum berhenti walau tubuhnya telah terpotong-potong. Syiah itu menyambung potongan tubuh Si Layar dan menutupnya dengan daun pisang setelah membaca mantra-mantra tubuh itu bersatu dan terbangunlah Si Layar. Si Layar diangkat sebagai murid oleh Syiah itu. Ia diajarkan ilmu bela diri, kebal senjata tajam, dan ilmu pengobatan dari tumbuh-tumbuhan hutan.
Tibalah saatnya untuk kembali ke kampung Bibinya. Semua orang lari terbirit-birit melihat kedatangan Si Layar yang isunya telah meninggal dan kendaraannya tak lazim
dikendarai orang. Ternyata di rumah Bibinya ada Pengulu Muda yang sedang membujuk Bibi dan Beru Dinam untuk meloloskan niatnya melamar Beru Dinam.
Betapa terkejutnya Pengulu Muda melihat Si Layar. Si Layar menceritakan semua peristiwa yang dialaminya kepada Bibinya sekeluarga. Pengulu Muda sangat marah dan langsung menyerang Si Layar. Pengulu Muda akhirnya tewas juga dicabik-cabik harimau yang dikendarai Si Layar. Setelah mencabik-cabik tubuh Pengulu Muda tanpa memekan dagingnya harimau itu lari masuk hutan dan tak pernah kembali.
Si Layar akhirnya menikah dengan Beru Dinam, mereka hidup bahagia.




Cerita Dari Negeri Alas Si Pihir Dan Beru Dihe




Pada suatu masa di tanah Alas terjadilah kemarau panjang banyak penduduk yang mati kelaparan begitu pula ternak penduduk. Seorang pemuda dari kampung Kuta Gerat bernama Si Pihir berniat merantau ke Bahorok(Langkat), dia berkeinginan mencari penghidupan di sana. Karena tersiar kabar tanah Bahorok sangat subur dan hujan turun secara teratur di daerah itu.
Si Pihir menyampaikan niatnya tersebut kepada bibi dan bangbru(suami bibi) juga kepada Beru Dihe anak bibinya tersebut. Keluarga bibinya bersedia ikut ke Bahorok tetapi ibu Pihir sendiri enggan meninggalkan tanah alas. Ibunya akan menunggu kepulangan mereka dari Bahorok suatu saat.

Sejarah Orang Alas

Ukhang Alas atau khang Alas atau Kalak Alas telah bermukim di lembah Alas, jauh sebelum Pemerintah Kolonial Belanda masuk ke Indonesia dimana keadaan penduduk lembah Alas telah diabadikan dalam sebuah buku yang dikarang oleh seorang bangsa Belanda bernama Radermacher (1781:8), bila dilihat dari catatan sejarah masuknya Islam ke Tanah Alas, pada tahun 1325 (Effendy, 1960:26) maka jelas penduduk ini sudah ada walaupun masih bersifat nomaden dengan menganut kepercayaan animisme.

Nama Alas diperuntukan bagi seorang atau kelompok etnis, sedangkan daerah Alas disebut dengan kata Tanoh Alas. Menurut Kreemer (1922:64) kata "Alas" berasal dari nama seorang kepala etnis (cucu dari Raja Lambing), beliau bermukim di desa paling tua di Tanoh Alas yaitu Desa Batu Mbulan.

20 Aplikasi Membuat Game Sendiri Dengan Mudah



Membuat Game Berbasis Flash

1. AlbinoBlackSheep
http://www.albinoblacksheep.com
Disini banyak sekali game dan video termasuk tutorial tentang bagaimana membuat game berbasis flash.